Libur akhir pekan kugunakan untuk istirahat dan menyembuhkan lukaku.
Karena tidak bisa berlatih silat maka aku gunakan untuk mempelajari kembali
pemahamanku tentang silat dari tulisan-tulisanku sebelumnya serta menambahkan
tulisan untuk hal-hal yang baru kupahami. Aku juga mencoba mengingat-ingat dan
mencoba menganalisis jurus yang dipakai temannya Agus pada saat duel kemarin. Ketika
mengingat-ingat tersebut, entah kenapa aku jadi melamun dan teringat Bunga.
“Arya, ada telepon”, panggil ibu membuyarkan lamunanku. Aku pun menuju ke
tempat telepon dan mengambil gagang telepon yang telah diletakkan ibu.
“Hari libur begini kamu tidak main kemana gitu?”, tanya penelepon tersebut
tiba-tiba setelah aku bilang halo di telepon. Ternyata yang menelepon adalah
Bunga. Dia tahu nomor telepon rumahku ketika menolongku di sirkus.
“Ya nggak lah”, jawabku sambil keheranan bercampur senang.
“Badanku masih terasa sakit jadi aku istirahat aja di rumah”, lanjutku
menjelaskan.
“Kasihan deh…”, kata Bunga seakan ngeledek (menggoda/mengejek).
“Ya sudah kalau begitu. Daah…”, kata Bunga mengakhiri pembicaraan.
“Hei…”, belum sempat aku ngomong lebih lanjut telepon sudah terputus.
“Ada apa? Siapa cewek yang menelepon tadi?”, tanya ibu penasaran karena
melihatku keheranan.
Aku pun menceritakan dengan singkat bahwa yang menelepon tadi adalah
Bunga. Dia yang menolongku sewaktu di sirkus dan menelepon ke rumah, yang
ternyata adalah kakak kelas di SMA. Dia yang mengantarku menantang Agus. Dia juga
menjadi saksi duelku kemarin. Aku tidak menceritakan tentang bagaimana Bunga menguji
(mengetes) keseimbangan tubuhku dan ilmu silatku. Ibu bertanya kenapa Bunga
bisa jadi saksi duelku? Aku menjawab bahwa dia sendiri yang ingin ikut. Kemudian
aku menceritakan percakapan teleponku tadi ke ibu. Ibu hanya tersenyum.
“Dia sepertinya baik dan perhatian padamu”, kata ibu sambil tersenyum. Aku
hanya diam karena kurang paham maksud ibu.
“Dia meneleponmu karena khawatir dan ingin tahu keadaanmu. Tapi dia tidak ingin
menunjukkan secara langsung sehingga dia bertanya seperti itu, sekaligus untuk
menghiburmu. Makanya ibu bilang dia perhatian padamu”, lanjut ibu menjelaskan.