Senin, 11 Desember 2017

#30 Bermain Sepak Bola




Ternyata Bunga mengajakku ke lapangan sepak bola umum di luar sekolah untuk mengikuti kegiatan klub sepak bola. Klub sepak bola sekolah kami latihan di lapangan sepak bola di luar sekolah karena sekolah kami tidak punya lapangan sepak bola.
Aku dan Bunga mendekati sekumpulan murid-murid SMA kami yang sudah berganti pakaian dan sepatu siap untuk latihan sepak bola. Bunga menyapa salah satu murid yang sepertinya sudah dia kenal. Bunga menanyakan apakah kami boleh ikut latihan sepak bola.

“Boleh. Iya kan teman-teman?”, jawab murid tersebut sambil menanyakan ke teman-temannya. Teman-temannya juga mengiyakan. Mereka terlihat menyambut dengan senang hati kalau kami ikut latihan sepak bola. Namun mereka heran karena kami masih memakai pakaian dan sepatu sekolah, terutama Bunga yang memakai rok. Bunga menjawab tidak masalah, karena dia tidak akan terlalu aktif. Aku juga bilang tidak masalah, karena masih belajar jadi tidak akan memaksakan diri. Aku dan Bunga memperkenalkan diri dan merekapun memperkenalkan nama masing-masing.
Klub sepak bola sepertinya kekurangan anggota. Untuk bisa berlatih tanding secara penuh di lapangan sepak bola, minimal dibutuhkan 22 orang karena satu tim terdiri dari 11 orang. Sedangkan jumlah murid yang kulihat berkumpul di lapangan tersebut cuma 12 orang.
Aku sudah mengetahui cara bermain sepak bola dan aturan-aturan dalam sepak bola dari pelajaran olahraga serta dari melihat orang bermain sepak bola. Walaupun belum pernah bermain pertandingan sepak bola, tapi aku pernah bermain menendang bola, jadi aku merasa akan lebih mudah belajar permainan sepak bola, tidak seperti ketika aku pertama belajar permainan bola basket.
Latihan dimulai dengan latihan operan bola. Bola dioper dari satu orang ke orang yang lain, bisa dengan tendangan kaki atau sundulan kepala. Yang menerima operan segera mengoperkan bola ke orang lainnya. Orang-orang berdiri secara acak dan saling berjauhan tidak ada yang boleh berdekatan kurang dari 5 meter. Bola yang dipakai tidak hanya satu sehingga setiap orang tidak terlalu lama dalam menunggu giliran.
Bunga terlihat membatasi gerakannya sehingga dia hanya mengoper bola ke orang-orang yang dekat. Sedangkan aku mencoba mengoper ke orang-orang yang berbeda, baik kiri maupun kanan, depan maupun belakang, yang jauh maupun yang dekat, untuk melatih tendanganku. Ternyata tidak semudah yang kubayangkan. Aku beberapa kali mengoper tidak pas ke orangnya karena belum bisa memperkirakan tenaga. Aku juga beberapa kali tidak pas dalam menerima operan karena kurang bisa mengontrol (mengendalikan) bola yang datang. Karena ada beberapa bola, aku juga harus memperhatikan bola mana yang akan datang ke arahku.
Latihan selanjutnya adalah menggiring bola melewati satu orang penghadang lalu menendang ke arah gawang yang dijaga kiper yang dilakukan bergantian setiap orang. Sambil menunggu giliranku, aku mengamati cara teman-teman menggiring bola maupun cara teman-teman yang berusaha menghadang. Tidak semudah yang kubayangkan, ternyata aku tidak bisa melewati penghadangku. Walaupun gerakan tubuhku bisa mengecoh penghadangku, tapi dia berhasil merebut bolaku ketika lepas dari kakiku. Ternyata tidak seperti menggiring bola dalam permainan bola basket. Karena tidak berhasil melewati penghadangku maka aku tidak berkesempatan menendang bola ke arah gawang.
Selanjutnya adalah latih tanding. Karena jumlahnya hanya 14 orang maka latih tanding hanya memakai setengah lapangan. Agar seimbang aku dan Bunga dipisah di tim yang berbeda. Di timku, aku ikut sebagai penyerang sedangkan Bunga di tim lawan sebagai kiper. Karena Bunga membatasi geraknya, beberapa kali gawangnya kemasukan bola yang seharusnya bisa dia tangkap jika dia mau menjatuhkan diri untuk menangkapnya. Sedangkan aku di timku juga sering melakukan kesalahan. Beberapa kali bolaku bisa direbut lawan dan beberapa kali operanku direbut lawan karena kurang pas dalam mengoper bola. Aku juga kurang paham dalam memposisikan diri apakah sebagai bek (bertahan) ataukah penyerang, sehingga aku lebih sering lari mondar-mandir ke depan dan kebelakang.
Salah seorang anggota tim Bunga bilang bahwa jika seperti ini maka timnya akan kalah. Walaupun tidak menyebutkan tentang Bunga, tapi Bunga sadar dan mengajukan diri berhenti bermain. Teman yang lain merasa sungkan dan mencegah Bunga keluar dari pertandingan dan mengusulkan untuk tukar posisi saja. Karena merasa bahwa walaupun tukar posisi dia juga akan tetap jadi kelemahan di timnya, Bunga tetap berhenti bermain dengan alasan bahwa dia sudah capek/lelah. Karena Bunga berhenti bermain maka di timku juga harus ada yang berhenti bermain agar seimbang. Aku langsung mengajukan diri untuk berhenti dengan alasan lelah juga karena lari ke depan dan ke belakang.
Aku dan Bunga duduk dipinggir lapangan menonton klub sepak bola yang melanjutkan latih tandingnya. Tiba-tiba Bunga mengajakku bermain dengan bola cadangan yang tidak terpakai, di setengah lapangan sebelahnya yang tidak dipakai. Aku bilang ke Bunga bahwa ingin berlatih jadi kiper di gawang dan ingin berlatih mengoper bola ke Bunga. Jadi kami berlatih berdua. Bunga menggiring bola sampai agak dekat kemudian menendang ke arah gawang yang kujaga, lalu bergerak menjauh dan menyuruh aku mengoper ke arahnya dengan tepat dan pas. Setelah beberapa kali mencoba mengoper bola ke Bunga, akhirnya aku bisa mengatur tenagaku sehingga bisa mengoper bola dengan tepat. Sedangkan sebagai kiper aku belum kemasukkan gol dari tendangan Bunga karena dengan kecepatan melihat, kecepatan bereaksi dan kecepatan gerakku, aku bisa menangkap bola yang ditendang Bunga.
Latihan kami tersebut berhenti ketika kami melihat latih tanding klub sepak bola sudah selesai. Kami pamit pulang dan mengucapkan terima kasih karena sudah dibolehkan ikut latihan klub sepak bola. Mereka menjawab bahwa dipersilakan untuk datang lagi ikut latihan klub sepak bola. Mereka bahkan mengajak kami, terutama aku untuk bergabung di klub sepak bola. Aku jawab bahwa akan aku pikirkan dahulu. Kemudian aku dan Bunga pulang ke rumah masing-masing.
Aku berpikir bahwa aku akan bisa dan pandai bermain sepak bola jika berlatih terus. Oleh karena itu sepulang dari latihan klub sepak bola aku berlatih sepak bola menggunkan bola basket. Aku berlatih mengontrol (mengendalikan) bola tanpa menggunakan tangan. Aku juga berlatih memainkan bola dengan kakiku baik kaki kanan maupun kaki kiri. Karena telah belajar silat jadi sudah terbiasa melakukan gerakan tendangan dengan kaki kanan maupun kiri, sehingga aku bisa menendang bola dengan baik menggunakan kaki kanan maupun kaki kiri, walaupun secara tenaga tetap lebih besar dengan menggunakan kaki kanan. Aku juga berlatih tendangan dan bereksperimen cara-cara menendang bola. Namun aku tidak bisa berlatih tendangan jauh maupun tendangan kencang (kuat) karena memerlukan lapangan yang luas.
Hari selanjutnya aku sudah bersemangat akan berlatih dengan klub sepak bola lagi. Aku telah membawa baju ganti. Sepulang sekolah ketika bertemu Bunga aku mengajaknya untuk ikut latihan klub sepak bola lagi. Bunga mengatakan bahwa kegiatan klub sepak bola tidak setiap hari ada sehingga hari itu dia mengajakku untuk mencoba kegiatan klub lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar