Ternyata Bunga mengajakku ke lapangan sepak bola umum di luar sekolah untuk
mengikuti kegiatan klub sepak bola. Klub sepak bola sekolah kami latihan di
lapangan sepak bola di luar sekolah karena sekolah kami tidak punya lapangan
sepak bola.
Aku dan Bunga mendekati sekumpulan murid-murid SMA kami yang sudah
berganti pakaian dan sepatu siap untuk latihan sepak bola. Bunga menyapa salah
satu murid yang sepertinya sudah dia kenal. Bunga menanyakan apakah kami boleh
ikut latihan sepak bola.
“Boleh. Iya kan teman-teman?”, jawab murid tersebut sambil menanyakan ke
teman-temannya. Teman-temannya juga mengiyakan. Mereka terlihat menyambut
dengan senang hati kalau kami ikut latihan sepak bola. Namun mereka heran
karena kami masih memakai pakaian dan sepatu sekolah, terutama Bunga yang
memakai rok. Bunga menjawab tidak masalah, karena dia tidak akan terlalu aktif.
Aku juga bilang tidak masalah, karena masih belajar jadi tidak akan memaksakan
diri. Aku dan Bunga memperkenalkan diri dan merekapun memperkenalkan nama
masing-masing.
Klub sepak bola sepertinya kekurangan anggota. Untuk bisa berlatih tanding
secara penuh di lapangan sepak bola, minimal dibutuhkan 22 orang karena satu
tim terdiri dari 11 orang. Sedangkan jumlah murid yang kulihat berkumpul di
lapangan tersebut cuma 12 orang.
Aku sudah mengetahui cara bermain sepak bola dan aturan-aturan dalam sepak
bola dari pelajaran olahraga serta dari melihat orang bermain sepak bola.
Walaupun belum pernah bermain pertandingan sepak bola, tapi aku pernah bermain
menendang bola, jadi aku merasa akan lebih mudah belajar permainan sepak bola,
tidak seperti ketika aku pertama belajar permainan bola basket.
Latihan dimulai dengan latihan operan bola. Bola dioper dari satu orang ke
orang yang lain, bisa dengan tendangan kaki atau sundulan kepala. Yang menerima
operan segera mengoperkan bola ke orang lainnya. Orang-orang berdiri secara
acak dan saling berjauhan tidak ada yang boleh berdekatan kurang dari 5 meter.
Bola yang dipakai tidak hanya satu sehingga setiap orang tidak terlalu lama
dalam menunggu giliran.
Bunga terlihat membatasi gerakannya sehingga dia hanya mengoper bola ke
orang-orang yang dekat. Sedangkan aku mencoba mengoper ke orang-orang yang
berbeda, baik kiri maupun kanan, depan maupun belakang, yang jauh maupun yang
dekat, untuk melatih tendanganku. Ternyata tidak semudah yang kubayangkan. Aku
beberapa kali mengoper tidak pas ke orangnya karena belum bisa memperkirakan
tenaga. Aku juga beberapa kali tidak pas dalam menerima operan karena kurang
bisa mengontrol (mengendalikan) bola yang datang. Karena ada beberapa bola, aku juga harus
memperhatikan bola mana yang akan datang ke arahku.
Latihan selanjutnya adalah menggiring bola melewati satu orang penghadang
lalu menendang ke arah gawang yang dijaga kiper yang dilakukan bergantian
setiap orang. Sambil menunggu giliranku, aku mengamati cara teman-teman
menggiring bola maupun cara teman-teman yang berusaha menghadang. Tidak semudah
yang kubayangkan, ternyata aku tidak bisa melewati penghadangku. Walaupun
gerakan tubuhku bisa mengecoh penghadangku, tapi dia berhasil merebut bolaku
ketika lepas dari kakiku. Ternyata tidak seperti menggiring bola dalam
permainan bola basket. Karena tidak berhasil melewati penghadangku maka aku
tidak berkesempatan menendang bola ke arah gawang.
Selanjutnya adalah latih tanding. Karena jumlahnya hanya 14 orang maka
latih tanding hanya memakai setengah lapangan. Agar seimbang aku dan Bunga
dipisah di tim yang berbeda. Di timku, aku ikut sebagai penyerang sedangkan Bunga
di tim lawan sebagai kiper. Karena Bunga membatasi geraknya, beberapa kali
gawangnya kemasukan bola yang seharusnya bisa dia tangkap jika dia mau
menjatuhkan diri untuk menangkapnya. Sedangkan aku di timku juga sering
melakukan kesalahan. Beberapa kali bolaku bisa direbut lawan dan beberapa kali
operanku direbut lawan karena kurang pas dalam mengoper bola. Aku juga kurang
paham dalam memposisikan diri apakah sebagai bek (bertahan) ataukah penyerang,
sehingga aku lebih sering lari mondar-mandir ke depan dan kebelakang.
Salah seorang anggota tim Bunga bilang bahwa jika seperti ini maka timnya
akan kalah. Walaupun tidak menyebutkan tentang Bunga, tapi Bunga sadar dan
mengajukan diri berhenti bermain. Teman yang lain merasa sungkan dan mencegah
Bunga keluar dari pertandingan dan mengusulkan untuk tukar posisi saja. Karena
merasa bahwa walaupun tukar posisi dia juga akan tetap jadi kelemahan di timnya, Bunga tetap berhenti bermain dengan alasan bahwa dia sudah capek/lelah.
Karena Bunga berhenti bermain maka di timku juga harus ada yang berhenti
bermain agar seimbang. Aku langsung mengajukan diri untuk berhenti dengan
alasan lelah juga karena lari ke depan dan ke belakang.
Aku dan Bunga duduk dipinggir lapangan menonton klub sepak bola yang
melanjutkan latih tandingnya. Tiba-tiba Bunga mengajakku bermain dengan bola
cadangan yang tidak terpakai, di setengah lapangan sebelahnya yang tidak
dipakai. Aku bilang ke Bunga bahwa ingin berlatih jadi kiper di gawang dan
ingin berlatih mengoper bola ke Bunga. Jadi kami berlatih berdua. Bunga
menggiring bola sampai agak dekat kemudian menendang ke arah gawang yang
kujaga, lalu bergerak menjauh dan menyuruh aku mengoper ke arahnya dengan tepat
dan pas. Setelah beberapa kali mencoba mengoper bola ke Bunga, akhirnya aku
bisa mengatur tenagaku sehingga bisa mengoper bola dengan tepat. Sedangkan
sebagai kiper aku belum kemasukkan gol dari tendangan Bunga karena dengan
kecepatan melihat, kecepatan bereaksi dan kecepatan gerakku, aku bisa menangkap
bola yang ditendang Bunga.
Latihan kami tersebut berhenti ketika kami melihat latih tanding klub
sepak bola sudah selesai. Kami pamit pulang dan mengucapkan terima kasih karena
sudah dibolehkan ikut latihan klub sepak bola. Mereka menjawab bahwa
dipersilakan untuk datang lagi ikut latihan klub sepak bola. Mereka bahkan mengajak
kami, terutama aku untuk bergabung di klub sepak bola. Aku jawab bahwa akan aku
pikirkan dahulu. Kemudian aku dan Bunga pulang ke rumah masing-masing.
Aku berpikir bahwa aku akan bisa dan pandai bermain sepak bola jika
berlatih terus. Oleh karena itu sepulang dari latihan klub sepak bola aku
berlatih sepak bola menggunkan bola basket. Aku berlatih mengontrol (mengendalikan) bola tanpa
menggunakan tangan. Aku juga berlatih memainkan bola dengan kakiku baik kaki
kanan maupun kaki kiri. Karena telah belajar silat jadi sudah terbiasa
melakukan gerakan tendangan dengan kaki kanan maupun kiri, sehingga aku bisa
menendang bola dengan baik menggunakan kaki kanan maupun kaki kiri, walaupun
secara tenaga tetap lebih besar dengan menggunakan kaki kanan. Aku juga
berlatih tendangan dan bereksperimen cara-cara menendang bola. Namun aku tidak
bisa berlatih tendangan jauh maupun tendangan kencang (kuat) karena memerlukan
lapangan yang luas.
Hari selanjutnya aku sudah bersemangat akan berlatih dengan klub sepak
bola lagi. Aku telah membawa baju ganti. Sepulang sekolah ketika bertemu Bunga
aku mengajaknya untuk ikut latihan klub sepak bola lagi. Bunga mengatakan bahwa
kegiatan klub sepak bola tidak setiap hari ada sehingga hari itu dia mengajakku
untuk mencoba kegiatan klub lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar