Rabu, 14 Desember 2022

#61 Mengatur harapan

 (sebelumnya #60)

 

Akhirnya hari yang kutunggu-tunggu datang. Hari itu hari pertama masuk sekolah setelah libur semester ganjil. Sepulang sekolah aku naik ke atas gedung. Aku mengira Bunga juga akan naik ke atas gedung. Namun setelah kutunggu beberapa lama, Bunga tidak datang ke atas gedung. Aku turun dari atas gedung dan melihat sekeliling sekolah sudah sepi, akhirnya aku pulang. Sesampainya di rumah, aku langsung menelepon ke rumah Bunga, namun tidak ada yang mengangkat.

“Ada apa Ya? Kamu tidak ketemu Bunga ya?”, tanya ibu yang sepertinya paham dengan apa yang kualami.

“Iya Bu”, jawabku pendek dengan nada lesu.

“Jangan bersedih. Ibu yakin tidak terjadi apa-apa. Pasti ada alasannya kenapa Bunga tidak menemuimu”, kata ibu sambil duduk di sampingku mencoba menenangkan dan menyemangatiku.

Rabu, 16 November 2022

#60 Mengontrol perasaan

 (sebelumnya #59)

 

Di rumah aku merenungkan apa yang terjadi denganku. Hampir setiap saat aku terkenang Bunga, sehingga aku jadi kurang fokus pada latihanku. Apakah ini yang dinamakan kangen? Kemudian aku bertanya pada ibu tentang perasaan yang kualami.

“Itu berarti kamu kangen Bunga”, jawab ibu sambil tersenyum.

“Apakah berarti aku jatuh cinta pada Bunga, Bu?”, tanyaku lebih lanjut.

“Kamu sendiri yang bisa memastikan karena hanya kamu yang paling paham dengan perasaanmu sendiri”, jawab ibu. “Dulu kan pernah ibu kasih tahu pertanyaan-pertanyaan untuk menguji perasaan, maka coba kamu renungkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut”, lanjut ibu.

#59 Kangen Bunga?

 (sebelumnya #58)

 

Akhirnya tiba masa ujian semester ganjil (semester tiga atau semester pertama kelas dua). Selama ujian semester ganjil aku tidak bermain bersama Bunga. Bahkan beberapa hari sebelum ujian sudah tidak bermain bersama karena fokus belajar. Pulang sekolah setelah ujian semester ganjil hari terakhir, aku menuju ke atas gedung. Ternyata disana sudah ada Bunga. Dia berdiri di pinggir pagar sambil melihat ke arah jauh.

“Ternyata pemikiran kita sama, selesai ujian langsung kesini”, sapaku ke Bunga. Bunga hanya menoleh ke arahku sebentar sambil tersenyum tanpa bilang apa-apa. Kemudian dia kembali melihat ke arah jauh. Tumben dia tidak berkata apa-apa. Padahal biasanya dia duluan yang menyapaku dengan kata-kata yang seakan bisa menebak isi hatiku.

“Ada apa?”, tanyaku sambil berdiri di sampingnya dan menoleh ke arahnya. Namun pandangan Bunga tetap lurus ke depan. Aku coba melihat ke arah yang dilihat Bunga namun tidak terlihat hal yang aneh.

Kamis, 03 Februari 2022

#58 Tantangan ketiga

 

(sebelumnya #57)

 

Sudah beberapa lama aku melawan ayah untuk mengalahkan tantangan 3 kali kena yang kedua (selanjutnya kita sebut saja tantangan ketiga). Tantangan ketiga kali ini berbeda dengan tantangan 3 kali kena sebelumnya. Dalam tantangan 3 kali kena sebelumnya, aku melawan jurus ayah dengan jurus lainnya, dimana jurus yang kupakai maupun jurus yang dipakai ayah selalu sama, sampai aku bisa mengenai ayah 3 kali kena. Sedangkan dalam tantangan ketiga ini, ayah dan aku bisa memakai jurus apa saja selain jurus yang sudah dipakai pada tantangan 3 kali kena sebelumnya. Padahal jurus yang belum dipakai di tantangan 3 kali kena sebelumnya ada 10 jurus (rangkaian jurus), belum termasuk jurus dan gerakan-gerakan silat yang bukan bagian dari suatu jurus (rangkaian jurus) tertentu.

Selasa, 04 Januari 2022

#57 Mewarisi tanggung jawab pemimpin geng SMA

 

(sebelumnya #56)

 

Di rumah aku menceritakan pada ayah dan ibu, perkelahianku dengan geng yang menyerang SMA-ku tersebut. Sepertinya ayah dan ibu tidak kaget dengan keputusanku tersebut. Mereka sepertinya sudah menduga bahwa aku akan mengambil keputusan untuk melawan geng tersebut setelah mendapatkan penjelasan tentang tanggung jawab dan konsekuensi sebagai pesilat. Namun mereka tidak menyangka bahwa aku akan melawan geng tersebut sendirian.

“Kamu melawan mereka sendirian? Kamu tidak apa-apa? Mana yang sakit atau terluka?”, tanya ibu tampak cemas dan mendekatiku, mencoba mengecek keadaanku.

Senin, 03 Januari 2022

A New Hope

 Akhirnya tahun baru datang lagi. Semoga menjadi harapan baru. Dan semoga wabah pandemi covid-19 dapat segera berlalu. Aamiin.