Aku terus berusaha menganalisis dan berpikir bagaimana mengalahkan
tantangan 10 menit. Kalau dianalisis dari awal, bertarung menggunakan jurus
tujuannya adalah mengoptimalkan gerakan (agar lebih cepat dan tepat) baik dalam
menyerang maupun bertahan. Jurus (combination
moves) adalah rangkaian beberapa gerakan silat (martial art moves). Dengan jurus, dari satu gerakan ke gerakan
berikutnya bagaikan reflek tanpa perlu dipikirkan karena sudah dihafal oleh
tubuh. Misalnya jurus 1 terdiri dari gerakan A-B-C-D, maka ketika sudah
melakukan gerakan A, tubuh seakan sudah reflek dan melakukan gerakan B-C-D.
Jika dengan satu jurus belum berhasil mengenai lawan maka serangan
dilanjutkan dengan jurus lain. Perpindahan antar jurus ini yang kadang perlu
waktu untuk memikirkan gerakan atau jurus selanjutnya dan kadang perlu waktu
untuk mengubah posisi tubuh agar bisa melakukan jurus selanjutnya tersebut.
Misalnya dari jurus 1 yang terdiri dari gerakan A-B-C-D dilanjutkan jurus 2
dengan gerakan E-F-G-H, maka dari gerakan D ke gerakan E memerlukan waktu untuk
penyesuaian gerakan antar jurus.
Waktu yang sangat singkat tersebut dapat digunakan oleh ayah untuk banyak
hal seperti mengatur nafas, mengatur langkah dan keseimbangan, memikirkan dan
memperkirakan (menganalisis) gerakanku, memikirkan dan memperkirakan gerakan
yang tepat untuk melawanku, dan sebagainya.
Aku sudah berusaha melawan ayah dengan berbagai cara. Awalnya aku
menganggap ayah dapat menebak semua jurusku karena ayah sudah tahu semua
jurusku. Ketika aku menyerang dengan gerakan A, ayah sudah menduga aku memakai
jurus 1 yang berawalan dengan gerakan A. Tapi jurus yang berawalan gerakan A
sangat banyak, tidak mungkin ayah bisa selalu menebak jurus yang kupakai dengan
tepat. Jangan-jangan ayah dapat menebak jurusku dengan tepat setelah gerakan kedua
atau ketiga. Jika memang demikian berarti gerakanku lambat sehingga ayah bisa
memikirkan dan memperkirakan gerakan yang tepat untuk menghadapi jurusku disaat
pergerakan jurusku.
Aku kemudian meningkatkan penguasaan jurusku dan meningkatkan kecepatanku.
Aku juga memvariasikan jurusku bahkan aku mencoba jurus-jurus baru yang tidak
kupelajari dari ayah. Namun sepertinya aku belum bisa mengenai ayah karena ayah
bisa memanfaatkan waktu yang singkat antar jurus untuk memikirkan dan
memperkirakan gerakan yang tepat untuk melawanku. Awalnya aku berpikir bahwa
asalkan ada jurus yang berhasil maka waktu antar jurus tidak jadi masalah.
Misalnya jurus 1 tidak berhasil, coba lagi jurus 2, dan seterusnya. Namun
ternyata dalam waktu yang singkat tersebut ayah bisa ganti menyerang sehingga rencana
untuk memakai jurus 2 kadang jadi berubah memakai jurus yang lain karena
menyesuaikan dengan serangan ayah.
Kemudian aku mengikuti saran Bunga yaitu melawan ayah dengan 1 jurus saja.
Jurus ada yang pendek, sedang maupun
panjang, tergantung banyaknya gerakan silat dalam 1 jurus. Jurus yang
pendek dengan beberapa rangkaian gerakan silat, jika tidak berhasil mengenai
ayah, harus segera kusambung dengan jurus lain. Jurus yang panjang biasanya
dibagi menjadi beberapa jurus sehingga biasa disebut rangkaian jurus (ilmu). Untuk
bisa melawan tantangan 10 menit, tentu yang dimaksud bukan jurus yang pendek
atau sedang. Agar bisa mengalahkan tantangan 10 menit ayah, aku harus
benar-benar menguasai jurus yang kupakai.
Setelah berkali-kali memakai jurus (ilmu) yang sama untuk melawan ayah,
aku semakin memahami jurus (ilmu) tersebut. Walaupun terdiri dari beberapa
jurus, namun bisa disambung sehingga menghilangkan waktu antar jurus. Misalnya
jurus ke-1 berakhir di posisi D, maka bisa langsung disambung dengan jurus ke-3
atau ke-5 yang dimulai dari posisi D. Dengan demikian, dengan kombinasi yang
tepat, aku bisa terus bergerak tanpa harus ada waktu penyesuaian antar jurus. Dengan
cara seperti itu, akhirnya aku bisa mengalahkan tantangan 10 menit melawan ibu
dengan jurus tersebut. Aku bisa mengenai ibu mungkin karena ibu hanya bertahan
dan tidak menyerang aku. Walaupun sudah berhasil mengenai ibu, aku masih penasaran
karena belum berhasil mengenai ayah.
Setelah beberapa kali melawan ayah dengan cara tersebut, akhirnya aku
menemukan penyebab mengapa aku belum bisa mengenai ayah. Dengan jurus (ilmu)
yang kupilih tersebut, aku bisa mengkombinasi (menyambungkan) antar jurus
sehingga aku bisa terus bergerak tanpa jeda penyesuaian antar jurus. Namun,
karena terus bergerak dengan gerakan yang cepat tersebut, akhirnya aku
kehabisan nafas (terengah-engah) sebelum 10 menit dan sebelum berhasil mengenai
ayah. Sehingga aku tidak mungkin terus bergerak karena aku perlu waktu untuk
mengambil/mengatur nafas. Waktu berhenti sejenak untuk mengambil/mengatur nafas
tersebut yang dimanfaatkan oleh ayah. Aku melihat ayah yang juga terus bergerak
melawanku, tidak cepat kehabisan nafas seperti diriku. Berarti ada yang salah
dengan cara bernafasku.
Ayah pernah mengajariku cara
bernafas ketika sedang bergerak, seperti cara bernafas ketika berlari, cara
bernafas ketika berenang, dan sebagainya. Bagaikan berlatih jurus, cara
bernafas juga harus dilatih sampai menjadi reflek. Untuk gerakan sama yang
berulang seperti berlari atau berenang, cara bernafasnya lebih mudah dilatih
seperti berlatih jurus yang mudah. Sebenarnya ketika mengajarkan jurus, ayah
juga mengajarkan cara bernafas untuk jurus tersebut. Namun cara bernafas
tersebut tidak harus selalu seperti itu, karena ada beberapa hal yang
mempengaruhi. Salah satu hal dasar yang mepengaruhi adalah bahwa kecepatan
bernafas (menarik nafas atau menghembuskan nafas) belum tentu setara dengan
kecepatan bergerak, sehingga ketika kecepatan jurus dinaikkan, cara bernafasnya
jadi berubah tidak sesuai dengan cara bernafas yang diajarkan ayah atas jurus
tersebut.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketika menyambung jurus. Ketika
suatu jurus berakhir dengan hembusan nafas, maka jurus selanjutnya seharusnya
berawal dengan tarikan nafas. Jika jurus selanjutnya tidak berawal dengan
tarikan nafas, maka perlu penyesuaian satu tarikan nafas. Jadi selain
penyesuaian gerakan, dalam menyambung jurus juga perlu diperhatikan penyesuaian
nafas. Berdasarkan hal-hal tersebut dan hal-hal lainnya terkait cara bernafas,
aku pun melatih ulang rangkaian jurusku yang kupakai untuk melawan ayah.
Akhirnya aku memahami bahwa mungkin inilah yang dimaksud ayah dengan
penguasaan jurus, yaitu memahami segala sesuatu terkait jurus tersebut,
termasuk cara bernafasnya dan lain-lain. Semakin aku berlatih, semakin aku
menguasai jurus tersebut. Dan akhirnya aku berhasil mengenai ayah sebelum 10
menit dan juga tidak terkena serangan ayah sebelum 10 menit. Akhirnya aku
berhasil mengatasi tantangan 10 menit. Sebenarnya, targetku adalah mengenai
ayah sebelum 10 menit terlebih dulu tanpa memperdulikan hal satunya yaitu tidak
terkena serangan ayah dalam 10 menit. Tetapi ternyata kedua hal tersebut
tercapai dalam kesempatan yang sama.
“Setelah ini, latihan apalagi Yah?”, tanyaku setelah berhasil
menyelesaiakan tantangan 10 menit. Aku teringat perkataan Bunga bahwa ayah
tentu sudah menyiapkan latihan baru untukku.
“Akan ayah pikirkan dulu”, jawab ayah yang tidak sesuai perkiraanku. “Kamu
fokus belajar untuk ujian akhir saja terlebih dulu. Nanti kita mulai latihan
baru ketika liburan”, lanjut ayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar