Selasa, 08 Januari 2019

#34 Tantangan 10 Menit, Berhasil



Aku terus berusaha menganalisis dan berpikir bagaimana mengalahkan tantangan 10 menit. Kalau dianalisis dari awal, bertarung menggunakan jurus tujuannya adalah mengoptimalkan gerakan (agar lebih cepat dan tepat) baik dalam menyerang maupun bertahan. Jurus (combination moves) adalah rangkaian beberapa gerakan silat (martial art moves). Dengan jurus, dari satu gerakan ke gerakan berikutnya bagaikan reflek tanpa perlu dipikirkan karena sudah dihafal oleh tubuh. Misalnya jurus 1 terdiri dari gerakan A-B-C-D, maka ketika sudah melakukan gerakan A, tubuh seakan sudah reflek dan melakukan gerakan B-C-D.
Jika dengan satu jurus belum berhasil mengenai lawan maka serangan dilanjutkan dengan jurus lain. Perpindahan antar jurus ini yang kadang perlu waktu untuk memikirkan gerakan atau jurus selanjutnya dan kadang perlu waktu untuk mengubah posisi tubuh agar bisa melakukan jurus selanjutnya tersebut. Misalnya dari jurus 1 yang terdiri dari gerakan A-B-C-D dilanjutkan jurus 2 dengan gerakan E-F-G-H, maka dari gerakan D ke gerakan E memerlukan waktu untuk penyesuaian gerakan antar jurus.

Waktu yang sangat singkat tersebut dapat digunakan oleh ayah untuk banyak hal seperti mengatur nafas, mengatur langkah dan keseimbangan, memikirkan dan memperkirakan (menganalisis) gerakanku, memikirkan dan memperkirakan gerakan yang tepat untuk melawanku, dan sebagainya.
Aku sudah berusaha melawan ayah dengan berbagai cara. Awalnya aku menganggap ayah dapat menebak semua jurusku karena ayah sudah tahu semua jurusku. Ketika aku menyerang dengan gerakan A, ayah sudah menduga aku memakai jurus 1 yang berawalan dengan gerakan A. Tapi jurus yang berawalan gerakan A sangat banyak, tidak mungkin ayah bisa selalu menebak jurus yang kupakai dengan tepat. Jangan-jangan ayah dapat menebak jurusku dengan tepat setelah gerakan kedua atau ketiga. Jika memang demikian berarti gerakanku lambat sehingga ayah bisa memikirkan dan memperkirakan gerakan yang tepat untuk menghadapi jurusku disaat pergerakan jurusku.
Aku kemudian meningkatkan penguasaan jurusku dan meningkatkan kecepatanku. Aku juga memvariasikan jurusku bahkan aku mencoba jurus-jurus baru yang tidak kupelajari dari ayah. Namun sepertinya aku belum bisa mengenai ayah karena ayah bisa memanfaatkan waktu yang singkat antar jurus untuk memikirkan dan memperkirakan gerakan yang tepat untuk melawanku. Awalnya aku berpikir bahwa asalkan ada jurus yang berhasil maka waktu antar jurus tidak jadi masalah. Misalnya jurus 1 tidak berhasil, coba lagi jurus 2, dan seterusnya. Namun ternyata dalam waktu yang singkat tersebut ayah bisa ganti menyerang sehingga rencana untuk memakai jurus 2 kadang jadi berubah memakai jurus yang lain karena menyesuaikan dengan serangan ayah.
Kemudian aku mengikuti saran Bunga yaitu melawan ayah dengan 1 jurus saja. Jurus ada yang pendek, sedang maupun panjang, tergantung banyaknya gerakan silat dalam 1 jurus. Jurus yang pendek dengan beberapa rangkaian gerakan silat, jika tidak berhasil mengenai ayah, harus segera kusambung dengan jurus lain. Jurus yang panjang biasanya dibagi menjadi beberapa jurus sehingga biasa disebut rangkaian jurus (ilmu). Untuk bisa melawan tantangan 10 menit, tentu yang dimaksud bukan jurus yang pendek atau sedang. Agar bisa mengalahkan tantangan 10 menit ayah, aku harus benar-benar menguasai jurus yang kupakai.
Setelah berkali-kali memakai jurus (ilmu) yang sama untuk melawan ayah, aku semakin memahami jurus (ilmu) tersebut. Walaupun terdiri dari beberapa jurus, namun bisa disambung sehingga menghilangkan waktu antar jurus. Misalnya jurus ke-1 berakhir di posisi D, maka bisa langsung disambung dengan jurus ke-3 atau ke-5 yang dimulai dari posisi D. Dengan demikian, dengan kombinasi yang tepat, aku bisa terus bergerak tanpa harus ada waktu penyesuaian antar jurus. Dengan cara seperti itu, akhirnya aku bisa mengalahkan tantangan 10 menit melawan ibu dengan jurus tersebut. Aku bisa mengenai ibu mungkin karena ibu hanya bertahan dan tidak menyerang aku. Walaupun sudah berhasil mengenai ibu, aku masih penasaran karena belum berhasil mengenai ayah.
Setelah beberapa kali melawan ayah dengan cara tersebut, akhirnya aku menemukan penyebab mengapa aku belum bisa mengenai ayah. Dengan jurus (ilmu) yang kupilih tersebut, aku bisa mengkombinasi (menyambungkan) antar jurus sehingga aku bisa terus bergerak tanpa jeda penyesuaian antar jurus. Namun, karena terus bergerak dengan gerakan yang cepat tersebut, akhirnya aku kehabisan nafas (terengah-engah) sebelum 10 menit dan sebelum berhasil mengenai ayah. Sehingga aku tidak mungkin terus bergerak karena aku perlu waktu untuk mengambil/mengatur nafas. Waktu berhenti sejenak untuk mengambil/mengatur nafas tersebut yang dimanfaatkan oleh ayah. Aku melihat ayah yang juga terus bergerak melawanku, tidak cepat kehabisan nafas seperti diriku. Berarti ada yang salah dengan cara bernafasku.
Ayah pernah mengajariku cara bernafas ketika sedang bergerak, seperti cara bernafas ketika berlari, cara bernafas ketika berenang, dan sebagainya. Bagaikan berlatih jurus, cara bernafas juga harus dilatih sampai menjadi reflek. Untuk gerakan sama yang berulang seperti berlari atau berenang, cara bernafasnya lebih mudah dilatih seperti berlatih jurus yang mudah. Sebenarnya ketika mengajarkan jurus, ayah juga mengajarkan cara bernafas untuk jurus tersebut. Namun cara bernafas tersebut tidak harus selalu seperti itu, karena ada beberapa hal yang mempengaruhi. Salah satu hal dasar yang mepengaruhi adalah bahwa kecepatan bernafas (menarik nafas atau menghembuskan nafas) belum tentu setara dengan kecepatan bergerak, sehingga ketika kecepatan jurus dinaikkan, cara bernafasnya jadi berubah tidak sesuai dengan cara bernafas yang diajarkan ayah atas jurus tersebut.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketika menyambung jurus. Ketika suatu jurus berakhir dengan hembusan nafas, maka jurus selanjutnya seharusnya berawal dengan tarikan nafas. Jika jurus selanjutnya tidak berawal dengan tarikan nafas, maka perlu penyesuaian satu tarikan nafas. Jadi selain penyesuaian gerakan, dalam menyambung jurus juga perlu diperhatikan penyesuaian nafas. Berdasarkan hal-hal tersebut dan hal-hal lainnya terkait cara bernafas, aku pun melatih ulang rangkaian jurusku yang kupakai untuk melawan ayah.
Akhirnya aku memahami bahwa mungkin inilah yang dimaksud ayah dengan penguasaan jurus, yaitu memahami segala sesuatu terkait jurus tersebut, termasuk cara bernafasnya dan lain-lain. Semakin aku berlatih, semakin aku menguasai jurus tersebut. Dan akhirnya aku berhasil mengenai ayah sebelum 10 menit dan juga tidak terkena serangan ayah sebelum 10 menit. Akhirnya aku berhasil mengatasi tantangan 10 menit. Sebenarnya, targetku adalah mengenai ayah sebelum 10 menit terlebih dulu tanpa memperdulikan hal satunya yaitu tidak terkena serangan ayah dalam 10 menit. Tetapi ternyata kedua hal tersebut tercapai dalam kesempatan yang sama.
“Setelah ini, latihan apalagi Yah?”, tanyaku setelah berhasil menyelesaiakan tantangan 10 menit. Aku teringat perkataan Bunga bahwa ayah tentu sudah menyiapkan latihan baru untukku.
“Akan ayah pikirkan dulu”, jawab ayah yang tidak sesuai perkiraanku. “Kamu fokus belajar untuk ujian akhir saja terlebih dulu. Nanti kita mulai latihan baru ketika liburan”, lanjut ayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar