Selasa, 12 Januari 2016

#3 Berbakat Olahraga

(sebelumnya #2)


Aku sudah agak lupa, tapi kalau tidak salah hari itu adalah hari dimana kelas kami, kelas 1C, pertama kali mendapatkan pelajaran olahraga.
Kami berkumpul di lapangan olahraga di halaman belakang sekolah. Bapak guru olahraga mengatakan bahwa hari itu kami diuji (dites) dalam hal lari 100m, lompat jauh dan lompat tinggi. Setiap murid secara bergiliran disuruh lari 100m di tempat yang sudah disediakan dan bapak guru olahraga mengukur waktunya dengan menggunakan stopwatch dan mencatatnya. Murid-murid lainnya yang bukan gilirannya ada yang mengobrol (berbincang-bincang) dan ada juga yang menonton serta mensoraki atau bertepuk tangan. Ada juga yang berada di samping bapak guru untuk mengetahui hasil tiap-tiap murid dan meneriakkan hasilnya.
Setelah aku selesai giliran lari 100m, teman-teman banyak yang bertepuk tangan karena lariku cepat, terutama si Andi.
Dia lalu menghampiriku dan berkata “cepat juga larimu”.
“Ya karena aku sudah belajar cara berlari yang baik”, jawabku.
“Emangnya lari ada caranya khusus?” tanya Andi seakan tidak percaya pada jawabanku.
Sejak kecil aku sudah diajari olahraga oleh ayahku. Ayahku memperhatikan detil gerakanku, jadi ketika gerakanku salah akan ditegur dan disuruh mengulangi, termasuk cara berlari cepat. Aku diajari ayahku beberapa cara berlari tidak hanya satu macam, tergantung kebutuhan. Salah satunya adalah cara berlari cepat yang cocok juga untuk lomba lari 100m ini.
Setelah selesai semua giliran lari 100m, bapak guru mengumumkan bahwa yang tercepat adalah aku.
Kemudian dilanjutkan dengan lompat jauh dan lompat tinggi.
Dan sebagaimana dalam lari 100m, aku pun mendapatkan rekor terbaik untuk lompat jauh dan lompat tinggi.
Berbeda dengan lari 100m, untuk lompat jauh dan lompat tinggi, bapak guru menerangkan cara lompat jauh dan lompat tinggi yang benar, sebagaimana biasa dipakai oleh atlet lompat jauh dan lompat tinggi. Dan beliau juga menyebutkan bahwa yang paling bagus gerakannya adalah aku, makanya aku mendapatkan hasil yang bagus.
Aku bisa mempunyai gerakan lompat jauh dan lompat tinggi yang bagus karena memang aku sudah pernah diajari oleh ayahku.
Aku memang berbakat dalam hal olahraga. Ayah pernah berkata padaku bahwa aku ini pandai dalam olah tubuh (penyadur: atau dalam teori multiple intelligence biasa disebut kecerdasan jasmani kinestetik). Nilai pelajaranku olahraga di SMP selalu bagus. Di rumah aku juga sering diajari oleh ayah dan ibu tentang olah tubuh. Tapi bukan berarti aku menguasai semua jenis olahraga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar