Aku lupa tepatnya kapan, tapi hari itu
pelajaran olahraganya adalah pelajaran tentang bola basket. Bapak guru olahraga
menjelaskan tentang permainan bola basket. Beliau juga memberikan contoh
tentang gerakan-gerakan dalam permainan bola basket. Kemudian setiap murid
diminta mempraktekkan satu per satu secara bergiliran dan dinilai oleh bapak
guru.
Aku yang saat itu belum pernah bermain
bola basket, mencoba memperhatikan dengan baik contoh yang diberikan oleh bapak
guru, juga gerakan teman-teman lain yang gilirannya sebelum aku.
“Aku sudah mengerti, aku pasti bisa”,
begitu pikirku. Tapi ketika tiba giliranku memasukkan bola ke ring basket, aku tidak berhasil.
“Tumben kamu tidak bisa, bukannya kamu
pandai di bidang olahraga?” tanya Andi padaku.
“Aku belum pernah main basket”,
jawabku.
Berbeda denganku, Andi dapat
menyelesaikan gilirannya dengan hasil yang bagus. Dia adalah anggota tim bola basket
ketika di SMP, sehingga dia sudah pandai bermain permainan bola basket.
Setelah selesai semua giliran, bapak
guru mengumumkan bahwa yang nilainya terbaik adalah Andi. Bapak guru juga
menjelaskan bahwa SMA kami punya klub bola basket yang juga dibimbing oleh
beliau dan menawarkan kepada kami, bagi yang ingin bergabung dengan klub bola
basket sebagai ekstrakurikuler dapat menghubungi beliau.
“Siapa yang ingin ikut klub basket,
angkat tangan?” tanya bapak guru.