Walaupun setiap hari bermain di taman kota atau taman pinggir sungai, aku
tidak melupakan latihan silatku. Setelah seminggu lebih meningkatkan penguasaan
jurusku (jurus B), akhirnya aku bisa mengalahkan tantangan 3 kali kena untuk
jurus yang pertama (jurus A). Keberhasilanku mengalahkan tantangan 3 kali kena
dengan waktu yang tidak terlalu lama untuk jurus yang pertama (jurus A) karena
aku telah memahami jurus pertama (jurus A) tersebut sehingga memudahkan
analisisku untuk mengalahkannya. Selain itu pilihan jurusku (jurus B) yang
lebih sulit yang secara teori dan analisis lebih hebat daripada jurus pertama
(jurus A), sehingga aku hanya perlu melatih penguasaan jurusku tersebut (jurus
B) agar secara praktik dapat mengalahkan jurus pertama (jurus A).
Setelah mengalahkan tantangan 3 kali kena untuk jurus pertama (jurus A),
hari selanjutnya adalah tantangan 3 kali kena untuk jurus kedua (jurus B). Aku
memilih jurus yang lebih sulit lagi untuk melawannya (jurus C). Tapi sebelum
mulai latih tanding dengan ayah untuk tantangan 3 kali kena untuk jurus kedua
(jurus B), ayah memberikan nasehat terlebih dulu.
(penyadur: untuk lebih mudahnya,
kita sebut saja jurus yang dipakai Arya untuk melawan jurus B tersebut adalah
jurus C)
“Seperti yang kamu bilang bahwa secara analisis jurusmu (jurus B) lebih
tinggi dari jurus yang ayah pakai (jurus A), dan kamu sudah berhasil
mengalahkan tantangan 3 kali kena”, kata ayah memulai nasehatnya. “Namun hampir
saja kamu tidak berhasil kan?, karena ayah sudah sempat 2 kali kena”, kata ayah
melanjutkan. “Ini berarti penguasaan jurusmu (jurus B) belum terlalu sempurna,
tapi tetap saja ayah anggap kamu sudah berhasil dan bisa lanjut ke tantangan 3
kali kena jurus berikutnya”, lanjut ayah. “Di tantangan 3 kali kena kali ini,
tentu akan lebih sulit karena jurus yang ayah pakai (jurus B) adalah jurus yang
belum terlalu sempurna kamu kuasai, sehingga selain meningkatkan penguasaan
jurus barumu (jurus C) kamu masih perlu meningkatkan pemahamanmu terhadap jurus
tersebut (jurus B) untuk bisa mengalahkannya”, kata ayah mengingatkanku. Aku
hanya mengangguk setuju karena aku sadar akan hal tersebut.
Dan ternyata benar. Sampai dengan libur selesai, aku belum berhasil
mengalahkan tantangan 3 kali kena untuk jurus kedua (jurus B) tersebut.
Tantangan 3 kali kena ternyata lebih membuat capek daripada tantangan 10
menit. Kalau tantangan 10 menit sudah pasti berakhir sekitar 10 menit.
Sedangkan tantangan 3 kali kena berakhir ketika ada yang sudah 3 kali kena.
Dalam pertandingan ketika aku belum berhasil kena sampai 3 kali, ayahpun tidak
dengan mudah mengenaiku sampai 3 kali, karena secara jurus yang kupakai lebih
tinggi dari jurus ayah. Sehingga biasanya pertandingan berlangsung seru dan
lama. Bahkan aku dan ayah sempat beberapa kali berhenti untuk mengatur nafas.
Berbeda dengan tantangan 10 menit yang aku bisa menyerang dengan jurus/gerakan
yang terus menyambung sampai akhirnya kena. Dalam tantangan 3 kali kena ini
kami juga pernah berhenti walaupun belum ada yang kena 3 kali karena sudah
terlalu lama bertanding sehingga ayah sudah harus bersiap-siap berangkat
bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar