Rabu, 25 April 2018

#31 Mencoba berbagai kegiatan klub



Hari-hari selanjutnya kegiatanku sudah berubah dari sebelumnya.
Di rumah aku masih berlatih silat untuk mengalahkan tantangan 10 menit. Sesuai saran Bunga, aku hanya menggunakan satu jenis jurus. Ketika berlatih jurus sendirian, yang kulatih hanya jurus tersebut. Ketika melawan ayah dalam latih tanding, yang kugunakan hanya jurus tersebut. Ketika melawan ibu dalam latih tanding, yang kugunakan juga jurus tersebut. Ayah hanya tersenyum ketika menyadari bahwa aku hanya menggunakan satu jenis jurus.
Ketika tidak berlatih silat, di rumah aku berlatih sepak bola menggunakan bola basket. Aku jadi teringat ketika berlatih bola basket sehingga kadang-kadang aku berlatih bola basket juga.
Di kelas aku juga tidak lagi selalu memikirkan tentang latihan silatku. Karena aku hanya melatih satu jenis jurus maka aku cuma memikirkan kembali (review) sebentar hasil pertarunganku dengan ayah dan memikirkan kembali (menganalisis) kesalahan dan kemungkinan perbaikan kesalahan tersebut.

Yang kadang kupikirkan di kelas justru tentang kegiatan klub yang telah aku coba bersama Bunga, atau memikirkan kira-kira kegiatan klub apalagi yang akan kami coba. Aku kadang juga ikut mengobrol bersama teman-teman yang lain tidak lagi menyendiri di mejaku, walaupun aku lebih banyak hanya diam mendengarkan obrolan mereka bukan yang lebih banyak berbicara.
Sepulang sekolah aku bersama Bunga mencoba mengikuti kegiatan klub-klub yang ada di sekolah. Tidak semua berjalan lancar seperti ketika mengikuti kegiatan ekskul sepak bola. Ada klub yang menolak untuk diikuti kegiatannya dan hanya dibolehkan menonton. Bahkan ada juga klub yang tidak boleh ditonton sama sekali. Untuk klub-klub yang kami tidak bisa mengikuti kegiatannya, kami kadang-kadang mencoba sendiri kegiatan klub tersebut ketika sudah sepi atau ketika tidak ada latihan. Kami secara sembunyi-sembunyi (diam-diam atau tanpa ijin) memakai peralatan mereka. Misalnya ketika kami memakai peralatan musik dari klub musik.
Ternyata Bunga pandai bermain musik. Dia juga pandai bernyanyi. Bunga memainkan gitar sambil bernyanyi. Aku merasa Bunga bermain gitar dan menyanyi sangat bagus. Bunga yang ketika berbicara cepat dan tegas, ternyata ketika menyanyi suaranya terdengar merdu. Aku sampai diam terkagum-kagum. Selama ini aku tidak pernah mendengarkan musik atau lagu sebagai suatu hobi atau kegiatan tersendiri. Aku hanya pernah mendengar musik atau lagu dari televisi, radio, atau dari yang lain jika ada yang memutarkan/memainkan musik atau lagu. Bunga mengajari aku tentang musik dan alat musik. Dia mengajariku dari dasar dengan ditambahi penjelasan ilmiahnya misalnya dihubungkan dengan frekuensi suara dan sebagainya. Aku jadi lebih mudah memahami penjelasan Bunga tersebut. Aku juga disuruh mencoba memainkan alat musik seperti gitar, piano dan sebagainya. Bunga berpendapat bahwa jika berlatih secara rutin dan rajin aku akan cepat pandai bermain alat musik. Aku juga disuruh mencoba bernyanyi. Karena Bunga memaksaku akhirnya aku mencoba bernyanyi. Bunga tertawa mendengarkan nyanyianku.
Cara kami secara sembunyi-sembunyi memakai peralatan klub yang tidak bisa kami ikuti kegiatannya lebih sering tidak berhasil. Bisa karena ruangannya terkunci dan kami tidak bisa membukanya atau karena peralatannya disimpan dan kami tidak bisa menemukannya atau karena kami tidak tahu cara menggunakan peralatannya.
Ada juga klub yang memperbolehkan kami mengikuti kegiatannya tapi dengan syarat tertentu, bahkan sampai harus melakukan tawar menawar. Misalnya ketika kami mau mengikuti ekskul melukis, kami diperbolehkan mengikuti ekskul melukis asalkan aku bersedia sebagai model untuk digambar/dilukis. Awalnya aku diminta berpose telanjang dada hanya memakai celana, tapi aku menolak. Aku bersedia sebagai model asalkan masih berpakaian lengkap dan posenya biasa saja bukan yang pose kocak (lucu) atau memalukan. Bunga tidak berusaha membantuku menawar syarat tersebut. Dia hanya tersenyum melihatku seakan mengerjai aku. Bunga bahkan ikut membujukku agar mau berpose telanjang dada dengan alasan bahwa laki-laki bertelanjang dada adalah hal yang normal dan tidak memalukan. Aku berbisik ke Bunga bahwa alasanku tidak mau bertelanjang dada bukan hanya karena malu menampakkan tubuhku, tapi juga karena banyak bekas lebam karena bertarung dengan ayahku. Bunga memahami alasanku dan ikut membantuku menawar. Akhirnya disetujui bahwa aku harus mau sebagai model tapi masih dengan berpakaian lengkap. Aku merasa dikerjain karena aku harus diam tidak boleh banyak bergerak sampai dengan kegiatan klub selesai.
Aku lebih bersemangat ketika mencoba mengikuti klub-klub olahraga. Walaupun belum pernah mempelajari tentang olahraga tersebut tapi dengan kemampuan tubuhku dan minatku di bidang olahraga maka aku bisa dengan cepat mempelajarinya. Ada beberapa klub olahraga yang menolak kami yang ingin mengikuti kegiatannya. Jika Bunga tidak berhasil membujuk anggota klub tersebut agar memperbolehkan kami mencoba mengikuti kegiatannya maka Bunga akan menantang anggota klub tersebut dengan mengatakan bahwa aku bisa mengalahkan anggota klub tersebut. Bunga mengatakan bahwa kami belum begitu paham tentang olahraga tersebut jadi kami minta diajari terlebih dahulu tentang olahraga tersebut dan diberikan waktu setengah jam untuk berlatih sebelum bertanding melawan anggota klub tersebut. Cara ini biasanya berhasil karena mereka merasa tersinggung harga dirinya jika tidak melayani tantangan kami. Walaupun aku dan Bunga lebih sering kalah dalam tantangan tersebut tapi tujuan utama kami untuk ikut kegiatan klub olahraga tersebut berhasil. Sebagaimana klub sepak bola, setelah melihat kemampuanku, beberapa klub olahraga mengajak aku untuk bergabung dengan klub tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar