Hari-hari selanjutnya kegiatanku sudah berubah dari sebelumnya.
Di rumah aku masih berlatih silat untuk mengalahkan tantangan 10 menit.
Sesuai saran Bunga, aku hanya menggunakan satu jenis jurus. Ketika berlatih
jurus sendirian, yang kulatih hanya jurus tersebut. Ketika melawan ayah dalam
latih tanding, yang kugunakan hanya jurus tersebut. Ketika melawan ibu dalam
latih tanding, yang kugunakan juga jurus tersebut. Ayah hanya tersenyum ketika
menyadari bahwa aku hanya menggunakan satu jenis jurus.
Ketika tidak berlatih silat, di rumah aku berlatih sepak bola menggunakan
bola basket. Aku jadi teringat ketika berlatih bola basket sehingga kadang-kadang
aku berlatih bola basket juga.
Di kelas aku juga tidak lagi selalu memikirkan tentang latihan silatku.
Karena aku hanya melatih satu jenis jurus maka aku cuma memikirkan kembali (review) sebentar hasil pertarunganku
dengan ayah dan memikirkan kembali (menganalisis) kesalahan dan kemungkinan
perbaikan kesalahan tersebut.
Yang kadang kupikirkan di kelas justru tentang kegiatan klub yang telah
aku coba bersama Bunga, atau memikirkan kira-kira kegiatan klub apalagi yang
akan kami coba. Aku kadang juga ikut mengobrol bersama teman-teman yang lain
tidak lagi menyendiri di mejaku, walaupun aku lebih banyak hanya diam
mendengarkan obrolan mereka bukan yang lebih banyak berbicara.
Sepulang sekolah aku bersama Bunga mencoba mengikuti kegiatan klub-klub
yang ada di sekolah. Tidak semua berjalan lancar seperti ketika mengikuti
kegiatan ekskul sepak bola. Ada klub yang menolak untuk diikuti kegiatannya dan
hanya dibolehkan menonton. Bahkan ada juga klub yang tidak boleh ditonton sama
sekali. Untuk klub-klub yang kami tidak bisa mengikuti kegiatannya, kami
kadang-kadang mencoba sendiri kegiatan klub tersebut ketika sudah sepi atau
ketika tidak ada latihan. Kami secara sembunyi-sembunyi (diam-diam atau tanpa
ijin) memakai peralatan mereka. Misalnya ketika kami memakai peralatan musik
dari klub musik.
Ternyata Bunga pandai bermain musik. Dia juga pandai bernyanyi. Bunga
memainkan gitar sambil bernyanyi. Aku merasa Bunga bermain gitar dan menyanyi
sangat bagus. Bunga yang ketika berbicara cepat dan tegas, ternyata ketika menyanyi
suaranya terdengar merdu. Aku sampai diam terkagum-kagum. Selama ini aku tidak
pernah mendengarkan musik atau lagu sebagai suatu hobi atau kegiatan
tersendiri. Aku hanya pernah mendengar musik atau lagu dari televisi, radio,
atau dari yang lain jika ada yang memutarkan/memainkan musik atau lagu. Bunga
mengajari aku tentang musik dan alat musik. Dia mengajariku dari dasar dengan
ditambahi penjelasan ilmiahnya misalnya dihubungkan dengan frekuensi suara dan
sebagainya. Aku jadi lebih mudah memahami penjelasan Bunga tersebut. Aku juga
disuruh mencoba memainkan alat musik seperti gitar, piano dan sebagainya. Bunga
berpendapat bahwa jika berlatih secara rutin dan rajin aku akan cepat pandai
bermain alat musik. Aku juga disuruh mencoba bernyanyi. Karena Bunga memaksaku
akhirnya aku mencoba bernyanyi. Bunga tertawa mendengarkan nyanyianku.
Cara kami secara sembunyi-sembunyi memakai peralatan klub yang tidak bisa
kami ikuti kegiatannya lebih sering tidak berhasil. Bisa karena ruangannya
terkunci dan kami tidak bisa membukanya atau karena peralatannya disimpan dan
kami tidak bisa menemukannya atau karena kami tidak tahu cara menggunakan
peralatannya.
Ada juga klub yang memperbolehkan kami mengikuti kegiatannya tapi dengan
syarat tertentu, bahkan sampai harus melakukan tawar menawar. Misalnya ketika kami
mau mengikuti ekskul melukis, kami diperbolehkan mengikuti ekskul melukis
asalkan aku bersedia sebagai model untuk digambar/dilukis. Awalnya aku diminta
berpose telanjang dada hanya memakai celana, tapi aku menolak. Aku bersedia
sebagai model asalkan masih berpakaian lengkap dan posenya biasa saja bukan
yang pose kocak (lucu) atau memalukan. Bunga tidak berusaha membantuku menawar
syarat tersebut. Dia hanya tersenyum melihatku seakan mengerjai aku. Bunga bahkan
ikut membujukku agar mau berpose telanjang dada dengan alasan bahwa laki-laki
bertelanjang dada adalah hal yang normal dan tidak memalukan. Aku berbisik ke
Bunga bahwa alasanku tidak mau bertelanjang dada bukan hanya karena malu
menampakkan tubuhku, tapi juga karena banyak bekas lebam karena bertarung
dengan ayahku. Bunga memahami alasanku dan ikut membantuku menawar. Akhirnya
disetujui bahwa aku harus mau sebagai model tapi masih dengan berpakaian
lengkap. Aku merasa dikerjain karena aku harus diam tidak boleh banyak bergerak
sampai dengan kegiatan klub selesai.
Aku lebih bersemangat ketika mencoba mengikuti klub-klub olahraga.
Walaupun belum pernah mempelajari tentang olahraga tersebut tapi dengan
kemampuan tubuhku dan minatku di bidang olahraga maka aku bisa dengan cepat
mempelajarinya. Ada beberapa klub olahraga yang menolak kami yang ingin
mengikuti kegiatannya. Jika Bunga tidak berhasil membujuk anggota klub tersebut
agar memperbolehkan kami mencoba mengikuti kegiatannya maka Bunga akan
menantang anggota klub tersebut dengan mengatakan bahwa aku bisa mengalahkan
anggota klub tersebut. Bunga mengatakan bahwa kami belum begitu paham tentang
olahraga tersebut jadi kami minta diajari terlebih dahulu tentang olahraga
tersebut dan diberikan waktu setengah jam untuk berlatih sebelum bertanding
melawan anggota klub tersebut. Cara ini biasanya berhasil karena mereka merasa
tersinggung harga dirinya jika tidak melayani tantangan kami. Walaupun aku dan
Bunga lebih sering kalah dalam tantangan tersebut tapi tujuan utama kami untuk
ikut kegiatan klub olahraga tersebut berhasil. Sebagaimana klub sepak bola,
setelah melihat kemampuanku, beberapa klub olahraga mengajak aku untuk
bergabung dengan klub tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar