Di rumah aku
menceritakan pada Ayah dan Ibu bahwa aku sudah menantang Agus dan temannya
untuk duel dan kami sudah berjanji untuk duel 3 hari lagi sepulang sekolah. Aku
meminta pada ayah untuk melatihku secara khusus dalam rangka menghadapi Agus
dan temannya, terutama temannya yang mengalahkan aku waktu itu.
Ayah
menjelaskan bahwa latihan selama liburan kemarin sudah dipersiapkan untuk
menghadapi Agus dan temannya. Ketika latihan aku sudah ditanya Ayah tentang
gerakan silat temannya Agus, tetapi aku hanya hanya ingat gerakan terakhir yang
membuatku kalah yaitu tusukan ke ulu hati dan tendangan ke kepala. Berdasarkan
gerakan itu saja, Ayah tidak bisa memastikan jurus apa yang dipakai temannya
Agus. Ayah juga bertanya tentang kuda-kuda (stance)
temannya Agus kemudian aku memperagakan kuda-kuda (stance) temannya Agus. Ayah mengatakan bahwa jurus-jurus yang dia
ketahui memakai kuda-kuda (stance)
seperti itu tidak ada yang mempunyai gerakan menusuk ke ulu hati. Berdasarkan
ceritaku, kemungkinan temannya Agus mengubah jurus ditengah pertarungan
sehingga kuda-kuda (stance) yang dia
tunjukkan di awal pertarungan bukanlah kuda-kuda (stance) dari jurus yang berhasil mengalahkanku. Karena tidak tahu
secara pasti jurus yang dipakai temannya Agus jadi latihan selama liburan
kemarin tidak memfokuskan pada bagaimana menghadapi jurus lawan tetapi lebih
memperkuat dan memperlancar jurus kita sendiri sehingga latihannya tidak jauh
berbeda dengan latihan rutin seperti biasanya.
Kuda-kuda (martial art stance
atau stance) adalah posisi tubuh
dalam keadaan siap untuk bertarung atau siap untuk mengeluarkan jurus. Dalam
olahraga, untuk mendapatkan gerakan paling tepat (optimal) perlu adanya sikap
awal atau persiapan atau ancang-ancang sebelum bergerak seperti ancang-ancang
sebelum lari, sebelum melempar, sebelum memukul, dan sebagainya. Kuda-kuda
dalam ilmu silat seperti ancang-ancang sebelum melakukan gerakan, tetapi
kemungkinan gerakannya lebih dari satu gerakan. Dari kuda-kuda yang dipakai
dapat ditebak kemungkinan gerakan yang akan dilakukan misalnya tangan yang
menggenggam menunjukkan serangan berupa pukulan (tonjokkan). Beberapa jurus (gerakan
silat) mempunyai kuda-kuda yang khusus (unik atau beda dengan kuda-kuda pada
umumnya) sehingga dari kuda-kuda dapat langsung diketahui jurus yang dipakai.
Contoh mudah untuk memahami kuda-kuda adalah kuda-kuda dalam tinju (boxing stance) dimana dari kuda-kuda
tersebut petinju bisa melakukan beberapa macam serangan maupun bertahan dan
dari kuda-kuda tersebut orang langsung tahu bahwa itu adalah kuda-kuda untuk
gerakan tinju.
(penyadur: Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia kuda-kuda adalah sikap siaga (dalam bela diri) dengan posisi kaki dan
tubuh yang siap menerima serangan. Sebagaimana namanya kuda-kuda (stance) lebih
menitikberatkan pada permasalahan cara berdiri, sedangkan yang dimaksud dalam
cerita ini sepertinya bukan hanya tentang cara berdiri. Namun karena tidak ada
istilah lain yang lebih pas maka untuk penulisan ini istilah yang dipakai juga
kuda-kuda).
Ayah juga
menjelaskan bahwa duel ataupun pertarungan bisa terjadi kapan saja dimana saja,
jadi kita harus selalu siap setiap saat. Tidak ada persiapan khusus sebelumnya,
walaupun mungkin kadang ada waktu menunggu seperti duelku nanti. Untuk duel walaupun
kita bisa menolak, tapi jika menolak hanya karena belum siap atau alasan lain
yang tidak dapat diterima maka akan mempengaruhi nama kita di dunia persilatan.
Dunia silat atau dunia persilatan (martial art world) adalah kumpulan atau lingkungan orang-orang yang
berlatih silat atau beladiri (martial art)
dan melakukan pertarungan mengadu ilmu silat. Ketika kita berlatih ilmu silat
kemudian bertarung dengan pesilat lain untuk mengadu ilmu silat maka kita masuk
ke dunia silat dimana akibatnya akan ada pesilat-pesilat lain yang ingin mengadu
ilmu silat dengan kita.
(penyadur: istilah dunia biasa dipakai dalam
bahasa Indonesia untuk menunjukkan lingkungan yang berbeda. Misalnya orang
miskin dunianya berbeda dengan dunia orang kaya. Walaupun sama-sama tinggal di
suatu daerah, yang dilakukan orang miskin, yang dipikirkan, tempat berkumpul
dan sebagainya berbeda dengan orang kaya, makanya disebut dunia yang berbeda. Oleh
karena itu istilah yang dipakai dalam penulisan ini adalah dunia silat atau
dunia persilatan)
“Baiklah, mulai
besok pagi latihannya akan Ayah ubah agar kamu lebih siap menghadapi duel mu”,
kata Ayah seakan mau menghiburku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar