Babak
penyisihan lomba bola basket antar SMA telah selesai dan SMA kami berhasil menjadi
juara dan akan mewakili kota kami masuk ke babak final. Babak final dilakukan
dengan memakai sistem gugur. Akan dilakukan undian untuk menentukan SMA mana
melawan SMA mana dan juga tempat pelaksanaan pertandingannya. Karena
pertandingannya antar SMA yang berbeda kota maka babak final akan dilakukan
ketika libur semester pertama. Minggu ini adalah minggu sebelum ujian semester
pertama.
Di kelas Mawar
masih sering mengajak ngobrol aku. Pertanyaan-pertanyaannya sudah mulai ke
hal-hal pribadi seperti tempat dan tanggal lahir, nomor telepon rumah dan
sebagainya. Dan seperti biasa, akupun menjawab pertanyaannya secukupnya. Walaupun
aku tidak bertanya balik, dia juga memberitahuku tempat tanggal lahirnya, nomor
telepon rumahnya dan sebagainya. Biasanya aku lebih banyak mendengarkan apa
yang Mawar bicarakan karena tema pembicaraannya bukan hal yang kuminati.
Setiap hari sepulang sekolah masih ada latihan di klub bola basket. Semua anggota klub bola basket bisa ikut latih tanding secara bergantian. Dalam latih tanding aku mencoba berbagai posisi. Pulang dari latihan klub bola basket aku masih berlatih bola basket di rumah.
Minggu
selanjutnya tidak ada latihan klub bola basket karena ada ujian semester
pertama. Selama ujian aku fokus belajar sehingga tidak banyak mengobrol (berbincang-bincang)
dengan yang lain. Aku juga tidak berlatih bola basket di rumah, hanya olahraga
harian dengan ayah, itupun porsinya tidak sebanyak biasanya.
Minggu
selanjutnya adalah minggu setelah ujian semester pertama dan sebelum libur
semester pertama, sehingga tidak ada pelajaran, hanya membahas soal-soal ujian
dan pembagian hasil ujian. Obrolan teman-teman pada umumnya tentang liburan. Mawar
juga menceritakan rencana dia dengan keluarga liburan ke luar kota. Dia tidak
menanyakan rencana liburanku karena dia tahu kami dari klub bola basket akan
sibuk mengikuti babak final lomba bola basket antar SMA. Dia meminta maaf dan
seolah-olah menyesal tidak bisa menonton babak final lomba bola basket anatar
SMA.
Setiap hari
sepulang sekolah latihan klub bola basket difokuskan untuk persiapan menghadapi
babak final lomba bola basket antar SMA. Berbeda dengan latih tanding
sebelumnya, latih tanding pada minggu ini adalah antara tim inti SMA kami
melawan anggota klub bola basket lainnya, jadi tidak hanya tim cadangan yang
menjadi lawan latih tanding tim inti. Karena bergantian siapa yang mau bermain
untuk lawan latih tanding tim inti, maka kesempatanku bermain menjadi
berkurang.
Hari itu ketika
istirahat aku hanya di dalam kelas. Aku sedang membaca selebaran (flyer) iklan sirkus yang kuperoleh dari
mobil penyebar selebaran (flyer). Aku jadi teringat masa kecilku ketika masih
tinggal di sirkus keliling. Ayah dan ibuku dulu bekerja di sirkus keliling.
Aku lahir di sirkus keliling. Kami tinggal di mobil dan tenda sirkus keliling.
Aku dibesarkan oleh ayah dan ibuku di sirkus keliling. Dari kecil sampai dengan
sebelum masuk SMP, aku tidak sekolah. Ayah dan ibu mendidikku sendiri di rumah
(home schooling). Ketika ayah dan ibu
memutuskan untuk berhenti bekerja di sirkus keliling akhirnya kami tinggal dan
menetap di kota A. Kemudian aku sekolah di SMP 1 kota A.
“Apa itu?”,
tanya Mawar tiba-tiba sudah berdiri di dekatku.
Akupun
menjelaskan tentang selebaran (flyer)
tersebut bahwa kota kami kedatangan pertunjukkan sirkus keliling. Sirkus
tersebut akan mengadakan pertunjukkan di lapangan utama kota kami selama
beberapa minggu. Aku menjelaskan dengan panjang karena aku sedang semangat
teringat masa-masa di sirkus keliling.
“Ada apa aja di
sirkus? Emangnya menarik?”, tanya Mawar seakan-akan tidak tertarik.
Aku menjelaskan
panjang lebar ke Mawar dengan semangat seakan-akan aku ingin memberitahu Mawar
bahwa sirkus keliling itu menarik. Aku menjelaskan bahwa sirkus keliling adalah
semacam taman bermain (amusement park)
yang berpindah pindah dari satu kota ke kota lainnya. Ada arena permainan
(wahana) seperti komidi putar (carousel)
dan bianglala/kincir ria (ferish wheel)
walau tidak sebesar bianglala/kincir ria di taman hiburan. Ada arena ketangkasan
yang berhadiah boneka dan sebagainya. Ada atraksi-atraksi berbahaya. Tetapi aku
tidak menjelaskan bahwa aku dulu pernah tinggal di sirkus keliling.
“Kamu belum
pernah ke sirkus keliling?”, tanyaku.
“Belum. Tapi
kalau ke taman bermain (amusement park)
yang di kota J, pernah”, kata Mawar.
Memang di kota
kami tidak ada taman bermain (amusement
park) yang ada wahana-wahana seperti komidi putar (carousel) dan bianglala/kincir ria (ferish wheel).
“Bagaimana kalau
malam minggu besok kita ke sirkus tersebut biar kamu tahu”, kataku ke Mawar
yang tanpa kusadari secara tidak langsung aku telah mengajak Mawar pergi ke
sirkus pada malam minggu. Aku tidak memperhitungkan apakah malam minggu besok
Mawar sudah berangkat liburan dengan keluarganya atau belum. Aku juga tidak tahu
apakah Mawar boleh bermain keluar rumah pada malam hari. Aku tidak berharap
bahwa Mawar akan mau menerima ajakanku. Aku hanya keceplosan bilang begitu
karena sedang semangat menjelaskan ke Mawar bahwa sirkus keliling itu menarik.
Tapi ternyata Mawar menjawab iya terhadap ajakanku tersebut.
“Baiklah”,
jawab Mawar dengan tersenyum sambil menunduk seperti tersipu malu.
Aku terdiam
mendengar jawabannya. Aku tidak meyangka bahwa Mawar akan menjawab iya terhadap
ajakanku secepat itu.
“Kita ketemu
disana aja ya, kamu tidak perlu menjemputku”, kata Mawar. “Disana nanti kamu
menunggu aku dimana?”, tanya Mawar.
“Eh..iya”,
jawabku tersadar dari diamku. “Nanti kita ketemu di dekat loket atau pintu
masuk tenda pertunjukkan utama, biasanya berupa tenda besar dan letaknya paling
tengah”, kataku menjelaskan.
Di rumah aku menceritakan
kepada ayah dan ibu tentang sirkus keliling yang datang ke kota kami. Aku juga bercerita
tentang rencanaku pergi ke sirkus pada malam minggu besok dan sudah janjian
dengan teman untuk bertemu di sana. Tapi aku tidak menyebutkan bahwa teman yang
kutemui tersebut adalah Mawar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar