Hari selanjutnya latihan klub bola
basket difokuskan untuk persiapan sebelum lomba bola basket antar SMA. Setelah
latihan pemanasan, yang berlatih tanding adalah 10 orang yang telah terpilih kemarin.
Yang lain hanya menonton. Agus tidak datang pada latihan hari itu. Sebelum
latihan tanding, bapak guru menjelaskan lagi secara singkat macam-macam teknik
bertahan dan menyerang. Dari 10 orang tersebut hanya aku yang belum terbiasa
berlatih tanding jadi belum begitu paham dengan teknik-teknik yang dijelaskan
bapak guru.
Karena tujuan utama latihan adalah
untuk persiapan lomba bola basket antar SMA, maka pembagian tim dalam latih
tanding ini adalah 5 orang tim inti yang telah dipilih secara langsung kemarin
melawan 5 orang tim cadangan yang dipilih melalui latih tanding kemarin.
Walaupun secara kemampuan sudah jelas tidak imbang, tapi bapak guru meminta kami
bermain sungguh-sungguh untuk meningkatkan kekompakan tim inti dan pendalaman
teknik menyerang maupun teknik bertahan. Berdasarkan latih tanding kemarin, aku
ditunjuk sebagai point guard dalam
latih tanding kali ini. Sedangkan yang mendapat posisi point guard pada tim inti adalah ketua klub bola basket kami
bernama Anton, sehingga aku jadi sering berhadapan dengan Anton. Dibandingkan
dengan Agus, gerakan Anton lebih cepat. Selain itu, kekuatan tim inti
sepertinya memang pada kerjasama (koordinasi) antar pemain, bukan hanya
kemampuan individu. Jadi seakan-akan aku tidak sempat berhadapan 1 lawan 1
dengan Anton. Ketika aku yang membawa bola dan dihadang Anton, aku seakan sudah
berhasil melewati Anton tapi ternyata malah dihadang anggota tim inti lain.
Seakan-akan Anton sengaja menggiringku ke arah tersebut. Sebelum aku terdesak
mau tidak mau bola harus kuoperkan ke orang lain. Sebaliknya, ketika Anton yang
membawa bola, aku belum sempat menghadangnya bola sudah dioperkan ke anggota
tim inti yang lain. Bahkan ketika aku sudah dekat, Anton masih sempat
mengoperkan bola ke samping atau ke belakang yang tidak terjangkau tanganku
sehingga aku tidak bisa memotong operan bolanya. Kecepatan penglihatanku sempat
melihat pergerakan Anton dan posisi anggota tim inti yang akan dioperi bola
namun tanganku tidak sampai dalam menggapai bola yang dioperkan, malah mengenai
tangan Anton dan menjadi pelanggaran (foul).
Aku jadi penasaran mengapa aku tidak berhasil menghadang Anton. Berdasarkan
pengamatanku, tinggi badan Anton dan jangkauan tangan Anton hampir sama
denganku, jadi menurutku bukan karena perbedaan fisik badan. Aku juga yakin
masih bisa menandingi kecepatan gerakan Anton, jadi menurutku bukan karena perbedaan
kecepatan gerak. Aku beberapa kali terkecoh dengan gerakan fake (gerakan mengecoh) Anton, tapi dengan kecepatan penglihatanku
dan kecepatanku bereaksi, aku bisa langsung mengubah gerakanku. Namun
sepertinya perbedaan yang cuma sesaat tersebut digunakan dengan cepat dan tepat
oleh Anton untuk mengoper bola sehingga seakan-akan tanganku tidak dapat
menjangkaunya. Akhirnya aku menyadari bahwa penyebab Anton selalu berhasil
melewatiku adalah karena perbedaan kemampuan dan pengalaman bermain bola basket.
Kalau dalam latihan-latihan
sebelumnya, anggota klub yang berlatih tanding berjumlah lebih dari 10 orang
sehingga ada pemain cadangan yang menggantikan jika ada anggota klub yang ingin
istirahat ketika berlatih tanding. Namun pada latih tanding kali ini karena
hanya dilakukan oleh 10 orang yang terpilih, maka tidak ada pemain yang
menggantikan. Sehingga ketika ada pemain yang sudah merasa capek, latih tanding
dihentikan. Lagipula kami harus menjaga kondisi untuk lomba bola basket antar
SMA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar