Senin, 22 Februari 2016

#6 Namanya Mawar

(sebelumnya #5)


Di hari lain ada PR Fisika.
Seperti sebelumnya, banyak murid-murid yang sudah datang ke kelas dan kelihatan ramai membicarakan PR Fisika tersebut. Aku masuk kelas, dan teman-teman tersebut tiba-tiba diam memandangi aku. Aku langsung duduk di meja yang biasa kududuki, sedangkan kursi sampingku masih kosong karena Andi belum datang. Terdengar teman-teman berbisik-bisik, entah apa yang mereka debatkan. Tiba-tiba Mawar duduk di sampingku.
“Arya, kamu sudah mengerjakan PR Fisika?”, tanyanya dengan nada pelan dan lembut, melihatku tapi ketika kulihat balik dia menundukkan pandangan tidak berani melihat ke arahku, seakan-akan takut padaku.
“Sudah”, jawabku.
“Anu..PR-nya susah ya.., aku ada yang kurang paham cara ngerjainnya, boleh minta diajarin?”, tanyanya lagi sambil masih tidak berani bertemu pandangan denganku.
“Boleh”, jawabku.
Aku kemudian mengeluarkan buku PR-ku dan kujelaskan secara singkat langkah-langkah pengerjaannya.
“Boleh kubawa ke mejaku untuk kusalin?”, tanyanya lagi.
“Boleh”, jawabku.
“Teman-teman yang lain nanti juga boleh ikutan nyalin PR-mu?”, tanyanya lagi.
“Boleh”, jawabku.
Lalu dia kembali ke mejanya dan disambut teman-teman yang lain. Ketika aku menengok, teman-teman lain senyum padaku. Ada yang bilang “terima kasih Arya”, ada yang bilang “aku juga ikut lihat PR-mu ya Ya” dan semacamnya.
Aku teringat perkataan Andi tempo hari, jadi sejak saat itu aku memutuskan jika ada yang mau pinjam PR-ku akan kupinjami. Akan tetapi kejadian tadi sepertinya disalahartikan oleh Mawar dan teman-teman lainnya, dan aku tidak menyadarinya saat itu.
Andi yang datang setelah itu hanya tersenyum kepadaku. Aku yang saat itu tidak mengetahui arti senyumnya Andi hanya berkomentar “ada apa kok kelihatan senang pagi ini?”.
“Gak ada apa-apa, he he”, jawab Andi sambil senyum.
Ketika pelajaran berlangsung biasanya aku hanya diam memperhatikan pelajaran. Walaupun kadang Andi mengajak bicara, sering-seringnya aku hanya diam saja mengabaikan (cuek) dia. Kalaupun dia bertanya sesuatu padaku, kadang aku hanya menjawab secara pendek dan seperlunya saja. Sehingga Andi jadi sadar diri dan tidak mengajak aku berbicara ketika pelajaran sedang berlangsung. Akan tetapi tiba-tiba saat itu dia menyenggolku dan berbisik “Ssst, lihat ke sebelah kirimu”.
Aku pun melihat ke sebelah kiri, tidak ada hal yang aneh, jadi aku kembali menghadap ke depan ke arah bapak guru yang sedang menjelaskan pelajaran.
“Bukan kirimu persis,tapi agak kebelakang..ada yang ngelihatin kamu tuh”, kata Andi
Aku pun menoleh melihat teman-temanku di sebelah kiriku sampai akhirnya aku bertemu pandang dengan Mawar. Setelah bertemu pandang denganku, dia kelihatan gugup dan langsung menundukkan pandangan ke arah bukunya. Aku tidak berpikiran apa-apa saat itu, hanya merasa heran apa yang spesial dari kejadian itu tadi sampai Andi menyuruhku menoleh.
Kejadian seperti itu terjadi beberapa kali. Setiap kali Mawar memandangi aku, Andi selalu menyenggolku dan memberitahuku untuk menoleh ke arah Mawar dan aku pun menoleh ke arah Mawar. Dan biasanya Mawar langsung mengalihkan pandangan ketika aku menoleh padanya. Sepertinya Mawar tidak menyadari bahwa aku menoleh ke arah dia hanya ketika diberitahu Andi untuk menoleh.
Hari-hari selanjutnya ketika ada PR Matematika atau Fisika, kembali Mawar yang datang ke mejaku mewakili teman-teman untuk meminjam PR-ku. Setelah dua atau tiga kali, cara bicaranya juga sudah tidak segugup waktu pertama kali bicara padaku. Dia juga sudah memandang ke arahku ketika bicara kepadaku.
“Arya, ini PR-mu kukembalikan, terima kasih ya”, kata Mawar sambil menyerahkan bukuku dan tersenyum.
Aku terima bukuku tanpa bilang apa-apa, tapi melihat dia tersenyum akupun tersenyum balik dan pandangan mataku bertemu dengan pandangan matanya. Walaupun sudah berani memandang ke arahku, tapi ternyata Mawar masih tidak berani bertemu pandang denganku sehingga dia langsung menundukkan wajah sambil tersenyum dan segera kembali ke mejanya.
“Tumben kamu tersenyum?”, tanya Andi yang duduk disampingku sambil tersenyum.
Aku memang jarang tersenyum. Tapi jika ada orang yang senyum kepadaku biasanya aku balas tersenyum. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar