Selasa, 12 Maret 2019

#39 Dilarang berteman dengan Bunga?



Setiap hari aku dan Bunga bermain di taman kota maupun di taman pinggir sungai. Namun tidak setiap hari kami ikut bermain dengan komunitas gaya bebas tersebut. Kadang kami hanya menonton sambil menikmati makanan atau minuman ringan yang dijual pedagang di sekitar taman kota. Sebagai taman utama di kotaku, taman kota banyak dipakai untuk kegiatan dan rekreasi. Tidak hanya komunitas gaya bebas, banyak juga komunitas lain yang melakukan kegiatan di taman kota. Aku dan Bunga berkeliling menonton berbagai macam kegiatan dari berbagai komunitas di taman kota, juga pertunjukkan-pertunjukkan lainnya yang ada di taman kota. Ini seperti kegiatanku dengan Bunga yang mencoba berbagai kegiatan klub di sekolah, tapi ini di taman kota.
“Ya, liburan hampir selesai, tidak apa-apa nih kita tidak jalan-jalan (liburan/piknik/tamasya) sekeluarga?”, tanya ibu kepadaku di suatu malam ketika makan malam bersama, sambil melirik ke arah ayah seakan menyindir ayah. Ayah hanya diam saja.
“Gak apa-apa Bu, lagipula aku kan ada kegiatan berlatih silat”, jawabku. Ayah tersenyum seakan bangga akan jawabanku, sambil melihat ke arah ibu.
“Bukan karena sudah jalan-jalan sendiri dengan temanmu itu, kan?”, tanya ibu seakan menggodaku (teasing). Aku tahu bahwa yang dimaksud ibu adalah Bunga. Ibu sepertinya tahu bahwa setiap hari aku jalan-jalan dengan Bunga ke taman kota.
“Teman cowok (laki-laki) atau cewek (perempuan)?”, tanya ayah tiba-tiba seakan curiga.