Setelah memastikan letak taman pinggir sungai yang dimaksud, hari
selanjutnya aku dan Bunga pergi ke taman pinggir sungai. Kami janjian bertemu
di taman kota, setelah itu baru kami bersama-sama menuju ke taman pinggir
sungai dengan angkutan umum. Bunga duduk disampingku. Aku jadi teringat ketika
naik angkutan umum dengan Mawar.
Di taman pinggir sungai sudah terlihat para anggota komunitas yang sedang
asyik bermain. Beberapa orang pernah kami tahu dari komunitas yang di taman
kota. Gerakan-gerakan mereka lebih susah dan lebih berbahaya sehingga lebih
menantang. Kadang terlihat ada yang jatuh, tapi seakan tidak merasa sakit dan
segera bangkit kembali. Tidak seperti permainan di taman kota, mereka jarang
berhenti lama (untuk istirahat), sehingga kami tidak bisa mengajak ngobrol
terlalu lama atau meminjam peralatan mereka.
“Disini sayang kalau cuma dipakai untuk berlatih atau menonton, semua
pingin mencoba tantangan yang ada…”, kata seseorang yang pernah kami temui di
taman kota ketika melihat kami yang hanya menonton tanpa membawa peralatan.
“Kalian ikut kami disini saja”, teriak seseorang dari kejauhan memanggil
kami. Bunga memberi isarat mengajakku mendekat ke orang yang memanggil.
Terlihat ada beberapa orang yang tidak membawa peralatan (sepeda, sepatu roda
atau skateboard). Mereka berlarian dan melompat kesana kemari secara lincah.
Orang yang tadi memanggil kami berhenti dan mendekati kami.