Senin, 28 Mei 2018

#32 Bertemu pemimpin geng



Suatu hari setelah selesai dari mengikuti kegiatan klub di sekolah aku dan Bunga dihadang beberapa murid. Setelah kuperhatikan diantara mereka adalah kakak kelas-kakak kelas yang pernah merokok di atas gedung yang pernah kukalahkan. Aku menjadi waspada dan bersiap untuk bertarung. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak ingin berkelahi. Mereka hanya mau mengajak kami menemui pemimpin geng mereka di atas gedung. Karena aku ingin menyelesaikan permasalahanku tersebut jadi aku mau mengikuti mereka.
Kami kemudian menuju ke atas gedung. Di atas gedung sudah menunggu seorang kakak kelas yang disebut pemimpin geng SMA kami. Sepertinya dia murid kelas 3. Dia menyuruh selain aku dan dia untuk turun (pergi) dari atas gedung karena dia ingin berbicara berdua denganku saja. Kakak kelas- kakak kelas yang tadi mengawal kami beranjak pergi dari atas gedung. Bunga juga mau beranjak pergi tapi aku melarangnya. Aku bilang ke orang tersebut bahwa Bunga tetap disitu menemaniku.
“Baiklah”, jawab pemimpin geng tersebut.
“Apa benar kamu mengalahkan 4 anak buahku di sini dengan gerakan silat?”, tanyanya lebih lanjut.
“Ya”, jawabku singkat.
“Ayo bertarung satu lawan satu denganku”, katanya sambil memasang kuda-kuda.

Rabu, 25 April 2018

...it's been 2 years

Sangat susah untuk selalu konsisten update. Sampai tidak terasa sudah berganti tahun. Posting tahun 2017 menurun drastis dari tahun 2016. Bagaimana dengan tahun 2018 ini? Semoga dapat update dengan rutin dan dapat segera menyelesaikan cerita ini di tahun 2018 ini. Aamiin.

#31 Mencoba berbagai kegiatan klub



Hari-hari selanjutnya kegiatanku sudah berubah dari sebelumnya.
Di rumah aku masih berlatih silat untuk mengalahkan tantangan 10 menit. Sesuai saran Bunga, aku hanya menggunakan satu jenis jurus. Ketika berlatih jurus sendirian, yang kulatih hanya jurus tersebut. Ketika melawan ayah dalam latih tanding, yang kugunakan hanya jurus tersebut. Ketika melawan ibu dalam latih tanding, yang kugunakan juga jurus tersebut. Ayah hanya tersenyum ketika menyadari bahwa aku hanya menggunakan satu jenis jurus.
Ketika tidak berlatih silat, di rumah aku berlatih sepak bola menggunakan bola basket. Aku jadi teringat ketika berlatih bola basket sehingga kadang-kadang aku berlatih bola basket juga.
Di kelas aku juga tidak lagi selalu memikirkan tentang latihan silatku. Karena aku hanya melatih satu jenis jurus maka aku cuma memikirkan kembali (review) sebentar hasil pertarunganku dengan ayah dan memikirkan kembali (menganalisis) kesalahan dan kemungkinan perbaikan kesalahan tersebut.