Rabu, 04 Desember 2024
Forgive me
Senin, 02 Desember 2024
#63 Menari (Dancing)
Akhirnya aku mempunyai kegiatan sehari-hari (rutinitas) yang
baru. Karena sepulang sekolah Bunga harus ikut les, maka kami bertemu sepulang
sekolah hanya sebentar, yaitu sebelum Bunga berangkat les. Sehingga aku pulang
ke rumah lebih cepat daripada sebelumnya ketika aku masih bermain dengan Bunga
di seputar kota. Aku jadi punya waktu lebih untuk berlatih silat untuk
mengalahkan tantangan ketiga.
Karena bertemu setelah pulang sekolah hanya sebentar, maka
kami jadi sering bertemu pada saat jam istirahat. Biasanya kami bertemu di atas
gedung, namun kadang kami juga bertemu di tempat lain. Kadang kami jajan atau
makan bersama di kantin. Kadang Bunga yang mendatangi aku di kelasku ketika aku
tidak langsung keluar pas jam istirahat. Kadang aku yang mendatangi Bunga di
kelasnya, seperti pada hari itu.
Hari itu pada jam istirahat aku tidak menemukan Bunga di atas
gedung. Aku kemudian pergi ke kelasnya. Ternyata Bunga di dalam kelas kelihatan
sedang sibuk mengerjakan sesuatu.
“Lagi ngapain?”, tanyaku tiba-tiba sambil duduk di
sampingnya. Aku tidak lagi merasa canggung (awkward)
ketika masuk ke kelasnya Bunga karena aku tidak lagi dilihatin (dipandangi)
oleh murid-murid kelas 3 seperti dulu. Mungkin mereka sudah tahu kalau kami
pacaran karena sering melihat kami bersama-sama.
“Lagi ngerjain PR, kemarin dan tadi malam belum sempat
ngerjain”, jawab Bunga yang tetap tenang dan fokus mengerjakan PR, tidak
terganggu ataupun kaget atas kedatanganku, seakan-akan sudah tahu kalau aku
akan datang ke kelasnya. Aku yang belum tahu pelajaran kelas 3 tidak bisa
membantu, sehingga aku hanya diam sambil memandangi wajah Bunga. Bunga hanya
tersenyum sambil sesekali melirik ke arahku.
Walaupun setiap harinya kami bertemu tidak terlalu lama,
namun banyak hal yang kami lakukan atau kami bicarakan yang semakin memperakrab
kami. Selain hal-hal yang terkait silat, aku juga berusaha membicarakan hal-hal
lainnya. Salah satunya adalah tentang ideku untuk berlatih silat sambil
mendengarkan lagu. Siang itu di atas gedung, aku menceritakan ideku tersebut sambil
berusaha mencontohkan kepada Bunga. Aku menyalakan radio yang kubawa dan
memilih siaran lagu. Belum selesai aku menjelaskan cara berlatihku sambil
mendengarkan lagu, Bunga memotong pembicaraanku.
“Jangan kamu lakukan Ya”, kata Bunga melarangku.
“Kenapa?”, tanyaku heran.
“Apakah ayahmu belum pernah menjelaskan?”, tanya Bunga.
“Musik atau lagu mempunyai efek ingatan yang kuat. Makanya
para penari (dancer), biasanya
mengingat-ingat gerakan dari musiknya. Ketika musik seperti ini, maka
gerakannya begini, dan sebagainya. Jadi jika kamu berlatih dengan bergerak
sesuai irama lagu, dikhawatirkan akan mempengaruhi alam bawah sadarmu dan merusak
latihanmu. Padahal gerakan silat seharusnya dihafal oleh tubuh kita dalam
suasana apapun”, kata Bunga menjelaskan.
“Kalau kamu ingin bergerak dan bersenang-senang sambil
mendengarkan lagu, maka kita menari (joget/dance)
saja dengan gerakan yang bukan gerakan silat”, kata Bunga sambil mulai menari.
Aku pun kemudian mengikuti Bunga menari bersamanya.
Ketika lagunya berganti, tiba-tiba Bunga mendekat ke aku.
Tangan kanannya menggenggam tangan kiriku. Tangan kirinya diletakkan di bahuku dan
mengajakku bergerak bersama. Maka, tangan kananku kuletakkan di pinggangnya dan
mengikuti gerakannya. Kami pun menari bersama mengikuti irama lagu.
Bunga memandangku sambil tersenyum. Kemudian dia menempelkan
tubuhnya ke tubuhku dan meletakkan kepalanya di pundakku seperti ingin dimanja.
Harum rambutnya tercium dari jarak sedekat itu. Tangan kirinya memeluk tubuhku.
Aku pun memeluknya dengan tangan kananku. Tubuh kami yang sudah menempel
berpelukan tersebut masih terus bergerak menari mengikuti irama lagu. Aku pun
mengecup kepalanya sambil membelai rambutnya.
Kami melepaskan pelukan setelah lagunya selesai. Benar kata Bunga
bahwa musik atau lagu mempunyai efek ingatan yang kuat. Aku selalu teringat
kejadian itu setiap kali mendengar lagu tersebut.
(bersambung
ke #64)