Siang itu sepulang sekolah aku menuju ke halaman belakang sekolah untuk
melihat ekskul silat*. Ekskul silat agak berbeda dengan ekskul lain yang ada di
SMA-ku. Untuk bisa mengikuti ekskul silat, selain harus mendaftar, murid-murid
SMA-ku harus membayar uang keanggotaan setiap bulan untuk membayar gaji pelatih
silat yang didatangkan dari luar sekolah. Jadi pelatih yang menjadi guru
pembimbingnya bukan guru yang mengajar di SMA-ku.
(*penyadur: dipakai istilah silat
untuk menyamarkan jenis beladiri yang diajarkan dalam ekstrakurikuler tersebut.)