Hari itu adalah
hari pertarungan yang telah dijanjikan.
Di pagi hari
tidak ada latih tanding dengan ayah. Kami hanya berlatih gerakan-gerakan silat
untuk menjaga kebugaran tubuh setelah bangun tidur. Ayah menyemangati aku
sebelum duelku nanti siang dan berpesan beberapa hal. Ketika istirahat aku di
dalam kelas saja menenangkan pikiran dan mental agar nanti bisa fokus dalam
pertarungan serta merenungi pesan ayah.
Sepulang
sekolah aku tidak langsung berangkat menuju tempat yang ditentukan tetapi
menunggu agak sepi dulu. Ketika aku akan berangkat dan sudah berjalan di
halaman sekolah, tiba-tiba Bunga datang dan berjalan di sampingku. Tidak
seperti Mawar, Bunga bisa mengimbangi kecepatan berjalanku. Kami berangkat
bersama ke tempat yang telah ditentukan. Tempat tersebut memang sepi. Aku
melihat ke sekeliling untuk memastikan tidak ada orang lain yang akan melihat
kami. Di situ sudah ada Agus dan teman-temannya. Yang paling depan adalah teman
Agus yang telah mengalahkanku di sirkus dulu. Sepertinya dia lah pemimpin geng
(kelompok) Agus dan teman-temannya tersebut. Dia yang akan melawanku dalam duel
kali ini, sebagaimana yang kuharapkan.